Senin, 30 November 2015

PENGARUH PERKEMBANGAN EMOSI TERHADAP PENYESUAIAN PERIBADI DAN SOSIAL AUD



PENGARUH PERKEMBANGAN EMOSI TERHADAP PENYESUAIAN PERIBADI DAN SOSIAL AUD

A.Pengaruh emosi terhadap penyesuain pribadi dan sosial aud
Hurlock 1978:211 menyebutkan bahwa emosi mempengaruhi penyesuaian pribadi sosial dan anak. Pengaruh tersebut antara lain tampak dari peranan emosi sebagai berikut.
  • Emosi menambah rasa nikmat bagi pengalaman sehari-hari. Salah satu bentuk emosi adalah luapan perasaan, misalnya kegembiraan, ketakutan ataupun kecemasan. Luapan ini menimbulkan kenikmatan tersendiri dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan memberikan pengalaman tersendiri bagi anak yang cukup bervariasi untuk memperluas wawasannya.
  • Emosi menyiapkan tubuh untuk melakukan tindakan. Emosi dapat mempengaruhi keseimbangan dalam tubuh, terutama emosi yang muncul sangat kuat, sebagai contoh kemarahan yang cukup besar. Hal ini memunculkan aktivitas persiapan bagi tubuh untuk bertindak, yaitu hal-hal yang akan dilakukan ketika tibul amarah. Apabila persiapan ini ternyata tidak berguna, akan dapat menyebabkan timbulnya rasa gelisah, tidak nyaman, atau amarah yang justru terpendam dalam diri anak.
  • Ketegangan emosi mengganggu keterampilan motorik. Emosi yang memuncak mengganggu kemampuan motorik anak. Anak yang terlalu tegang akan memiliki gerakan yang kurang terarah, dan apabila ini berlangsung lama dapat mengganggu keterampilan motorik anak.
  • Emosi merupakan bentuk komunikasi. Perubahan mimik wajah, bahasa tubuh, suara, dan sebagainya merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyatakan perasaan dan pikiran (komunikasi non verbal).
  • Emosi mengganggu aktivitas mental. Kegiatan mental, seperti berpikir, berkonsentrasi, belajar, sangat dipengaruhi oleh kestabilan emosi. Oleh karena itu, pada anak-anak yang mengalami gangguan dalam perkembangan emosi dapat mengganggu aktivitas mentalnya.
  • Emosi merupakan sumber penilaian diri dan sosial. Pengelolaan emosi oleh anak sangat mempengaruhi perlakuan orang dewasa terhadap anak, dan ini menjadi dasar bagi anak dalam menilai dirinya sendiri.
  • Emosi mewarnai pandangan anak terhadap kehidupan. Peran-peran anak dalam aktivitas sosial, seperti keluarga, sekolah, masyarakat, sangat dipengaruhi oleh perkembangan emosi mereka, seperti rasa percaya diri, rasa aman, atau rasa takut.
  • Emosi mempengaruhi interaksi sosial. Kematangan emosi anak mempengaruhi cara anak berinteraksi dengan lingkungannya. Di lain pihak, emosi juga mengajarkan kepada anak cara berperilaku sehingga sesuai dengan ukuran dan tuntutan lingkungan sosial.
  • Emosi memperlihatkan kesannya pada ekspresi wajah. Perubahan emosi anak biasanya ditampilkan pada ekspresi wajahnya, misalnya tersenyum, murung atau cemberut. Ekspresi wajah ini akan mempengaruhi penerimaan sosial terhadap anak.
  • Emosi mempengaruhi suasana psikologis. Emosi mempengaruhi perilaku anak yang ditunjukkan kepada lingkungan (covert behavior). Perilaku ini mendorong lingkungan untuk memberikan umpan balik. Apabila anak menunjukkan perilaku yang kurang menyenangkan, dia akan menerima respon yang kurang menyenangkan pula, sehingga anak akan merasa tidak dicintai atau diabaikan.
  • Reaksi emosional apabila diulang-ulang akan berkembang menjadi kebiasaan. Setiap ekspresi emosi yang diulang-ulang akan menjadi kebiasaan, dan pada suatu titik tertentu akan sangat sulit diubah. Dengan demikian, anak perlu dibiasakan dengan mengulang-ulang perilaku yang bersifat positif, sehingga akan menjadi kebiasaan yang positif pula.
B.    Kondisi yang mempengaruhi perkembangan emosi aud
  • Kondisi Kesehatan
Kesehatan yang baik mendorong emosi yang menyenangkan menjadi dominan,sedangkan kesehatan yang buruk menyebabkan emosi yang tidak menyenangkan menjadi dominan.
  • Suasana Rumah
Jika anak-anak tumbuh dalam lingkungan rumah yang lebih banyak berisi kebahagiaan dan apabila pertengkaran, kecemburuan, dendam, dan perasaan lain.
Faktor yang  mempengaruhi   emosi.
  • Faktor Maturasi
Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dipahami, memperlihatkan rangsangan dalam jangka waktu yang telah lama, dan memutuskan ketegangan emosi dalam satu obyek. Demikian pula kemampuan mengingat dan menduga mempengaruhi reaksi emosional. Dengan demikian anak-anak menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda (Ahmasi, 1990: 88).
Perkembangan kelenjer endokrin perlu untuk mematangkan perilaku emosional. Bayi secara relatif kekurangan produksi kelenjar endokrin yang diperlukan untuk menopang rekasi fisiologi terhadap sters. Kelenjar adrenalin memainkan peran utama pada emosional mengecil secara tajam segera setelah bayi lahir. Tidak lama kemudian kelenjar itu mulai membesar lagi, dan membesar dengan pesat sampai anak berusia lima tahun, pembesarannya melambat pada usia 5 dan usia 11 tahun, dan membesar lebih pesat lagi sampai anak berusia 16 tahun pada usia 16 tahun kelenjar tersebut mencapai kembali ukuran semula seperti pada saat anak lahir
  • faktor Belajar
Ada beberapa metode yang menunjang perkembangan emosi anak, antara lain :
  • Tiral and error learning; anak  belajar secara coba-coba untuk mengekspresikan emosi dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya dan menolak perilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali tidak memberikan pemuasan.
  • Leraning by initation, belajar dengan cara meniru sekaligus mempengaruhi aspek rangsangan dan aspek reaksi.
  • Learning by identification, belajar dengan cara menidentifikasi diri sama dengan belajar menirukan.
  • Conditioning; dalam metode ini obyek dan situasi yang pada umumnya gagal memancing reaksi emosional kemudian dapat berhasil dengan cara asosiasi.
  • Traning; pelatihan atau belajar dengan bimbingan dan pengawasan, terbatas pada aspek reaksi
Ada beberapa strategi pengembagan emosi anak :
1.      Mengembangkan kemampuan mengenali emosi diri, dengan memperkaya bahasa emosi anak.
2.      Mengembangkan kemampuan mengelola dan mengekspresikan emosi secara tepat.
3.      Mengembangkan kemampuan memotivasi diri.
4.      Mengembangkan kemampuan mengenali emos orang lain.
Hurlock kondisi yang mempengaruhi perkembangan emosi anak :
a.      Peran pematangan
            Perkembangan kelenjar endokrin penting untuk mematangkan perilaku emosional. Bayi secara relatif kekurangan produksi endokrin yang diperlukan untuk menopang reaksi fisiologis
terhadap stress. Kelenjar adrenalin yang memainkan peran utama pada emosi mengecil secara tajam segera setelah bayi lahir. 
b.      Peran belajar
            Lima jenis kegiatan belajar turut menunjang pola perkembangan emosi pada masa kanak-kanak. Terlepas dari metode yang digunakan, dari segi perkembangan anak harus siap untuk belajar sebelum tiba saatnya masa belajar.
Sebagai contoh, bayi yang baru lahir tidak mampu mengekspresikan kemarahan kecuali dengan menangis. Dengan adanya pematangan sistem saraf dan otot, anak-anak mengembangkan potensi untuk berbagai macam reaksi. Pengalaman belajar mereka akan menentukan reaksi potensial mana yang akan mereka gunakan untuk menyatakan kemarahan.
Pola Emosi yang Umum pada kanak-Kanak  ( Hurlock 1999) :
  1. Rasa takut
Rangsangan yang umumnya menimbulkan rasa takut pada masa bayi ialah suara yang keras, bintang, kamar yang gelap, tempat yang tinggi, berada seorang diri, rasa sakit, orang yang tidak dikenal, tempat, dan obyek yang tidak dikenal.Anak kecil lebih takut kepada benda-benda dibandingkan dengan bayi atau anak yang lebih tua.Usia antara 2 sampai 6 tahun merupakan masa puncak bagi rasa takut yang khas di dalam pola perkembangan yang normal. Alasannya karena anak kecil lebihmampu mengenal bahaya dibandingkan dengan bayi, tetapi kurangnya pengalaman menyebabkan mereka kurang mampu mengenal apakah suatu bahaya merupakan ancaman pribadi atau tidak.
   2.      Rasa marah
Rasa marah adalah ekspresi yang lebih sering diungkapkan pada masa kanak-kanak jika dibandingkan dengan rasa takut. Alasannya ialah karena rangsangan yang menimbulkan rasa
marah lebih banyak, dan pada usia yang dini anak-anak mengetahui bahwa kemarahan merupakan cara yang efektif untuk memperoleh perhatian atau memenuhi keinginan mereka.
3.      Rasa cemburu 
Rasa cemburu adalah reaksi normal terhadap kehilangan kasih saying yang nyata atau ancaman kehilangan kasih saying. Rasa cemburu timbul dari kemarahan yang menimbulkan sikap jengkel dan ditujukan kepada orang lain.
Pola rasa cemburu seringkali berasal dari rasa takut yang dikombinasikan dengan rasa marah.
4.      Dukacita (sedih)
Dukacita adalah trauma psikis, suatu kesengsaraan emosional yang disebabkan oleh hilangnya sesuatu yang dicintai.Dalam bentuk yang lebih ringan keadaan ini dikenal sebagai kesusahan atau kesedihan.Anak-anak merasa sedih karena kehilangan segala sesuatu yang dicintai atau yang dianggap penting bagi dirinya, apakah itu orang, binatang, atau benda mati seperti mainan.Secara khas anak mengungkapkan kesedihannya dengan menangis dan dengan kehilangan minat terhadap kegiatan normalnya, termasuk makan.
5.      Kegembiraan, keriangan, dan kesenangan
Kegembiraan adalah emosi yang menyenangkan, yang juga dikenal dengan keriangan, kesenangan, atau kebahagiaan. Anak-anak merasa gembira karena sehat, situasi yang tidak layak, bunyi yang tiba-tiba atau yang tidak diharapkan, bencana yang ringan, membohongi orang lain dan berhasil melakukan tugas yang dianggap sulit. Anak mengungkapkan kegembiraannya dengan tersenyum dan tertawa, bertepuk tangan, melompat-lompat, atau memeluk benda atau orang yang membuatnya gembira
6.      Kasih saying
Kasih sayang adalah reaksi emosional terhadap seseorang, binatang, atau benda.Hal itu menunjukkan perhatian yang hangat, dan mungkin terwujud dalam bentuk fisik atau kata-kata (verbal).Anak-anak belajar mencintai orang, binatang, atau benda yang menyenangkannya.Ia mengungkapkan kasih sayaing secara lisan bila sudah besar, tetapi ketika masih kecil anak menyatakan secara fisik dengan memeluk, menepuk, dan mencium obyek kasih sayangnya.
7.      Keingintahuan
Maw dan Maw menerangkan tentang anak yang penuh keingintahuan dengan cara berikut :
1)      Bereaksi secara positif terhadap unsure-unsur yang baru, aneh, tidak layak, atau misterius dalam lingkungannya dengan bergerak kea rah benda tersebut, memeriksanya, atau mempermainkannya.
2)         Memperlihatkan kebutuhan atau keinginan untuk lebih banyak mengetahui tentang dirinya sendiri dan atau lingkungannya.
1.      Mengamati lingkungannya untuk mencari pengalaman baru.
2.      Bertekun dalam memeriksa dan atau menyelidiki rangsangan dengan maksud untuk lebih banyak mengetahui seluk beluk unsur-unsur tersebut.

C.    Bahaya perkembangan emosi pada aud
  1. Gagal mengajari anak memahami dan mengkmbinasikan emosinya dapat membuat mereka risau terhadap konflik – konflik terhadap orang lain.
  2. Anak yang kehendaknya tidak dapat terpenuhi biasanya meluapkan emosinya dengan mengamuk.
  3. Anak yang selama usia dini beremosi buruk seperti suka marah, cemas, takut, cenderung beremosi buruk setelah dewasa, kurang memiliki control diri, dan mudah frustasi.
  • Dampak Positif
Emosi apabila diarahkan dengan baik, maka akan dapat menjadikan anak tersebut dapat berkembang dengan baik. Perkembangan emosi yang baik akan mengantarkan anak tersebut dapat mengembangkan kemampuah imajinasi, intelektual dan lain sebagainya.
  • Dampak Negatif
Demikian pula perkembangan emosi anak juga dapat bedampak negatif pada perkembangan anak. Hal ini dapat menyebabkan kertelantaran emosi, seperti anak tidak cukup mendapatkan pengalaman emosional yang menyenangkan, terutama keingintahuan, kegembiraan, kebahagiaan, dan kasih sayang. Akibatnya, anak akan mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan normal, anak biasanya telambat untuk berbuat lebih baik lagi sesuai dengan umurnya, perkembangan bicara terlambat, perkembangan intelektual terlambat.
Hal terakhir yaitu bahaya dalam perkembangan emosi. Anda perlu mengetahui juga hal-hal yang paling umum tentang bahaya yang mungkin timbul bagi perkembangan emosi. Antara lain yaitu
-          keterlantaran emosional yang ada hubungannya dengan keterlantaran kasih sayang,
-           terlalu banyak kasih sayang,
-          dominasi emosi yang tidak menyenangkan,
-          emosionalitas yang meninggi,
-          kegagalan belajar mengendalikan emosi,
-          kegagalan belajar toleransi emosi serta adanya penghalang katarsis emosi.

PENUTUP

A.Kesimpulan
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Dalam “World Book Dictionary” emosi didefinisikan sebagai “berbagai perasaan yang kuat”. Perasaan benci, takut, marah, cinta, senang, dan kesedihan. Macam-macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi. Emosi merupakan peranan penting dalam diri seseorang. Emosi dapat berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan orang lain, lingkungan dan orang tua. Bila orang tua kurang menyadari pentingnya arti kapasitas serta hubungan, sikap penuh kasih saying maka bisa mengalami berbagai masalah dan gangguan emosional yang terus dikemudian hari.
B.Saran
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mempunyai beberapa saran antara lain :
a.       Diharapkan guru-guru pendidikan anak usia dini dapat memahami pengaruh emosi terhadap penyesuaian peribadi dan sosial AUD
b.      Diperlukan antusiasme guru dalam menangani bahaya perkembangan emosi AUD










DAFTAR RUJUKAN
·         Suryabrata, Sumadi. (1984). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UGM Press.


1 komentar:

  1. MGM Grand Casino Hotel, Las Vegas (NV) - Mapyro
    Grand Casino Hotel is located in Las Vegas (NV). MGM Grand Casino 경산 출장샵 Hotel is 천안 출장샵 located in a 전주 출장안마 small parking 경상남도 출장샵 lot. 충청남도 출장샵

    BalasHapus